Jumat, 22 Juni 2012

KURIKULUM TARIKH WA SIYASAH


Mengapa Madrasah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama Yogyakarta menyelenggarakan program pembelajaran sejarah, di mana dalam hal ini program tersebut terwujud pada mata pelajaran yang diberi nama Tarikh wa Siyasah? Dengan kata lain, pemikiran apakah yang melandasi diselenggarakannya program pembelajaran tersebut?

Landasan Pemikiran Pembelajaran Tarikh Wa Siyasah
Secara garis besar jawaban atas pertanyaan di atas akan berkisar pada pemahaman akan arti penting informasi sejarah / pembelajaran sejarah dan kaitannya dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh Madrasah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama Yogyakarta. Berkaitan dengan arti penting informasi sejarah / pembelajaran sejarah dan kaitannya dengan tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan oleh Madrasah Salafiyah Khairu Ummah  Panatagama Yogyakarta, maka kami  sampai kepada kesimpulan sebagai berikut:
Pertama; Hampir keseluruhan  teks sejarah di dalamnya memuat kisah perjalanan hidup orang-orang besar. Maka dalam hal ini tidak terlau berlebihan jika fenomena tersebut dikatakan sebagai fenomena yang universal. Bahkan ada yang sampai pada kesimpulan bahwa sejarah adalah kisah hidup orang-orang besar. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang prestasi atau kegemilangan orang-orang tersebut dan terdapat juga penjelasan atau paling tidak gambaran kondisi keseharian, akhlaq, sikap hidup, karakter-karakter unggulan dan berbagai aspek internal lainnya yang ada pada orang-orang tersebut yang menjadi pra kondisi bagi sampainya orang-orang tersebut pada predikat orang-orang besar atau pra kondisi yang membuatnya sampai pada kemampuan melakukan hal-hal besar yang menjadi  prestasi atau kegemilangannya.
Kenyataan teks sejarah sebagaimana tersebut di atas, kaitannya dengan pembahasan ini atau yang menjadi titik tekan dalam pembahasan ini adalah bahwa keberadaan teks sejarah yang demikian merupakan materi pembelajaran yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk membantu mewujudkan visi hidup yang tinggi / besar pada anak-anak didiknya. Sehingga melalui pembelajaran sejarah akan dimungkinkan visi hidup yang tinggi / besar terwujud pada anak didik atau minimal dengan pembelajaran sejarah tersebut akan tertolong untuk terwujud, karena mewujudnya visi hidup yang tinggi / besar pada anak didik tidak hanya digantungkan pada pembelajaran sejarah tetapi digantungkan pula pada pembelajaran-pembelajaran yang lain. Selain itu, melalui pembelajaran sejarah dimungkin pula adanya transfer keseharian,  akhlaq, sikap hidup, karakter-karakter unggulan dan berbagai aspek internal lainnya yang ada pada orang-orang yang berpredikat orang besar   pada anak didik.
Kesimpulan ini bukan sesuatu yang mengada-ada akan tetapi sesuatu yang medapatkan pembenarannya pada realitas. Kita telah sampai pada pengetahuan, bahwa pada masa lalu, lebih banyak kita jumpai orang-orang besar, atau setidaknya orang-orang yang memilki sikap dan mentalitas orang besar, di mana jika kita telusuri, maka kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa hal tersebut terjadi, salah satunya adalah karena dilatar belakangi oleh adanya pembelajaran sejarah atau lebih spesifik biografi  orang-orang besar yang memadai.  Dalam konteks peradaban Islam hal itu dapat kita simpulkan dari upaya pengajaran terhadap sirah Nabawiyah, tarikh para Nabi dan Rasul, sirah Shahabat, biografi para Khalifah, biografi para Imam Mujtahidin, kisah para Mujahid, kisah orang-orang Shalih dan yang semisal yang marak di dunia Islam dari sebagian abad-abadnya dan selalu dianggap sebagai hal yang sangat penting.
Jika kita bandingkan dengan keadaan sekarang ini, tentu saja sangat berbeda. Sulit untuk masa sekarang ini, kita menjumpai orang-orang besar atau memiliki sikap dan mentalitas orang-orang besar, karena salah satu faktor terpenting yang melatar belakanginya, sebagaimana disebut di atas, tidak ada atau jikalu pun ada sangat sedikit / tidak memadai.
Sekarang ini, jika kita menanyakan pada anak-anak dan remaja-remaja, tentang visi hidup atau cita-cita mereka, kita akan mendapati kebanyakan mereka bercita-cita menjadi pesepak bola dan atau selebriti, dan jika mereka ditanya tentang siapakah menurut mereka orang hebat yang menjadi idola mereka di mana mereka ingin menirunya, tentu saja jawabannya adalah para pesepak bola dan para selebriti. Sekolah sepak bola ( SSB ) dan ajang pencari bakat seperti Indonesian Idol menjadi sangat marak.
Mengapa jawaban mereka demikian dan mengpa meraka menjadi demikian? Tentu saja, salah satunya adalah karena mereka dicekoki dengan ”sejarah” dan ”biografi”para pesepak bola dan para selebriti baik melalui televisi atau pun bacaan mereka hampir di setiap hari-hari mereka.
Beberapa kenyataan di atas yaitu kenyataan kontens teks sejarah dan kenyatan perkembangan kesadaran anak-anak dan remaja beserta beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kesadaran tersebut, sekali lagi, akan mengantarkan kita pada satu kongklusi bahwa adalah mungkin untuk membangun visi hidup yang besar / yang tinggi pada anak didik melalui pembelajaran sejarah atau setidaknya pembelajaran tersebut mampu membantu terwujudnya visi hidup yang besar / tinggi pada anak didik. Maka pembelajaran sejarah yang sesuai dengan cita-cita pendidikan Islam yang juga merupakan cita-cita pendidikan Madrasah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama Yogyakarta  harus di wujudkan.
Sebagaimana telah ditekadkan oleh Madrasah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama Yogayakarta bahwa akan lahir melalui rahim pendidikan yang diusahakannya manusia-manusia besar yaitu negarawan-negarawan Islam, maka suatu keharusan bagi Madrasah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama untuk mewujudnya visi menjadi negarawan Islam tersebut dalam benak anak-anak didiknya. Penanaman visi ini tidak boleh gagal. Jika penanaman visi ini gagal maka sesungguhnya hal ini adalah kegagalan pada langkah pertama yang menjadikannya tidak layak untuk mengusahakan langkah-langkah berikutnya. Dalam hal ini pembelajaran sejarah yang sedemikian hingga yang bersesuaian dengan cita-cita pendidikan di atas ditempuh oleh Madrasah Salafiyah Panatagama Yogyakarta karena dinilai sebagai sebab di antara rangkaian sebab yang akan menghantarkan kepada musabab yaitu tujuan yang dicita-citakan.
Kedua; Terdapat banyak teks sejarah umat Islam  yang ditulis oleh pihak-pihak di luar Islam dan atau ditulis oleh putera-puteri kaum Muslim yang terpengaruh pihak-pihak di luar Islam tersebut. Hampir dipastikan bahwa sebagaian besarnya untuk tidak mengatakan keseluruhannya, bahwa teks-teks tersebut tidak adil atau tidak benar dalam memberikan gambaran  terhadap sejarah uamt Islam.
Kondisi ini, yaitu adanya teks-teks sejarah uamt Islam yang salah atau sengaja dibuat salah bahkan merupakan upaya untuk menjelek-jelekkan Islam, umat Islam dan sejarahnya memungkinkan wujudnya konsekuensi-konsekuensi yang tidak menguntungkan bagi Islam dan kaum Muslim. Di antaranya adalah adanya persaan jijik pada sebagian umat Islam terhadap masa lalunya karena informasi yang salah terhadap sejarahnya sendiri. Tidak hanya sampai pada taraf seperti itu saja, bahkan ada kaum Muslim yang merasa malu menyandang predikatnya sebagai Muslim, akibat termakan opini yang salah tentang masa lalu umat Islam, melalui pembelajaran sejarah yang digagas oleh pihak lain tersebut.
Dalam kaitannya dengan persoalan di atas, maka sudah semestinya digagas suatu pembelajaran sejarah yang mampu menguntungkan Islam dan umatnya. Dalam hal ini wujud dari pembelajaran sejarah tersebut haruslah pembelajaran yang mampu menggambarkan sejarah umat Islam yang sebenarnya, dan jika hal tersebut mampu untuk  diwujudkan maka sesungguhnya akan membawa pada konsekuensi timbulnya kebanggaan terhadap Islam dan umat Islam, karena sesungguhnya sebagian besar dari abad-abad masa lalu umat Islam adalah keagungan. Pada taraf selanjutnya, kebanggan tersebut diharapakan  mendorang anak didik untuk mempelajari Islam dengan lebih baik lagi, dan juga menjadi salah satu pendorong mereka untuk memperjuangkan penerapan Islam, dengan kata lain pembelajaran sejarah Islam yang sesuai dengan perspektif Islam merupakan pembekalan yang diperlukan bagi para kader dakwah, dan sebagaimana telah di’azamkan bahwa Madarsah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama Yogyakarta adalah salah satu tempat pembekalan bagi para kader dakwah.
Ketiga; Bahwa siapa saja mengkaji sejarah, dimungkinkan untuk memperoleh / mengetahui hukum-hukum universal yang mengatur proses sejarah, termasuk di dalamnya mengetahui bagaimana suatu peristiwa sejarah dan atau suatu kondisi dalam sejarah akan membawa pada konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap kehidupan manusia pada masa yang merupakan kelanjutan dari kehidupannya, di mana hukum-hukum ini berlaku bagi manusia baik sebagai individu, kelompok, dan bahkan suatu umat. Dengan kata lain ia mengetahuai apa yang disebut juga dengan ’filsafat sejarah’ atau mengetahui ’hukum-hukum sosial’ melalui pembelajaran sejarah dan secara lebih spesifik mengetahui hukum sebab akibat yang berlaku dalam proses sejarah yang berlaku baik dalam kehidupan individu, kelompok maupun keumatan.
Dalam kenyatannya baik yang terekam oleh sejarah maupun yang tidak, kita mendapati  adanya individu yang unggul dalam hidupnya akan tetapi ada pula yang tersingkir, ada kelompok yang mampu memenangi suatu percaturan hidup akan tetapi ada pula kelompok yang tak mampu beranjak menapaki kemajuan bahkan menjadi pecundang dan sebagaimana kita dapati ada umat yang bangkit dan di saat bersamaan ada pula yang jatuh tersungkur. Dengan memahami kenyataan dalam lingkup kehidupan manusia yang demikian tersebut, baik melalui penginderaan langsung maupun melalui informasi sejarah, memungnkinkan manusia untuk mampu menyimpulkan sebab-akibat yang mengantarkan suatu individu, kelompok, dan umat kepada keaadaan yang melingkupinya.
Ketika seseorang atau sekelompok orang mampu untuk memhami hukum-hukum yang mengatur prses sejarah yang berlaku dalam lingkup individu misalnya, maka diharapkan ia menjadi bijak dalam menentukan pilihan-pilihan hidupnya, karena memahami konsekuensi-kensekuensi yang akan wujud pada dirinya atau yang akan melingkupi dirinya di masa yang akan datang. Dengan kata lain ia memahami bahwa tindakannya di masa kini akan menentukan kondisinya di masa mendatang sebagai mana ia memahami bahwa keputusannya di masa lalu sedikit atau banyakanya akan  berkonsekuensi di masa kini. Tidak hanya itu bahkan ia menjadi bijak dan mampu berempati serta memperlakukan sesamanya dengan baik, karena kemampuan memahami kondisi orang lain beserta faktor-faktor yang melatar belakanginya di masa lalu orang tersebut
Dalam kaitannya dengan hukum-hukum universal kesejarahan yang berlaku atas kelompok ( partai, organissasi, pergerakan dan yang semisalnya ) ia diharapakan mampu untuk sampai ke pada kesimpulan tentang bagaimana yang seharusnya suatu kelompok mampu mempengaruhi bahkan mengubah kondisi masyarakat, dan mampu pula menilai keberadaan kelompok yang ada pada saat ini dan kaitannya dengan kemampuan kelompok tersebut untuk mempengaruhi masyarakat. Bahkan diharapakan ketika ia bergabung dengan kelompok tertentu ia mampu untuk mengarahkan kelompok tersebut pada aksi-aksi yang relevan dengan gagasan yang diemban oleh kelompoknya tersebut.
Anak didik diharapkan juga melalui pembelajaran sejarah akan sampai pada kesimpulan yang benar terhadap hukum-hukum universal kesejarahan dalam level keumatan. Misalnya, ia memahami makna kebangkitan dan memahami makna kemunduran bahkan pada taraf selanjutnya ia akan mampu memberi kesimpulan pada realitas umat tertentu yang sedang diinderanya; apakah umat tersebut dalam kondisi bangkit / maju ataukah mundur?
Setelah memahami hukum-hukum tersebut, melalui pembelajaran sejarah, ia diharapkan pula mampu memahami hukum-hukum kesejarahan yang khusus berkaitan umat Islam. Misalnya, ia memahami seperti apa wujud kebangkitan dalam tubuh umat Islam dan memahami pula cara untuk mewujudkan kebangkitan umat Islam tersebut. Ia mampu pula untuk memberikan penilaian terhadap kondisi umat Islam sekarang; apakah termasuk umat yang bangkit atau justru sebaliknya, dan pada akhirnya -meminjam istilah populer- ia mampu menentukan ”peran kesejarahannya”.
 Keempat; Pemahaman seseorang terhadap sejarah pada tingkat tertentu memungkinkan seseorang memilki setidaknya salah satu syarat atau prasyarat bagi suatu kemampuan atau suatu keahlian, yaitu keahlian di bidang siyasah / politik. Dengan kata lain pembelajaran sejarah memilki relevansi bagi lahirnya sosok politisi ulung. Mengapa demikian? hal ini tidak lain dan tidak bukan karena informasi sejarah, utamanya sejarah politik jika disampaikan dengan format yang tepat maka ia akan menjadi wahana bagi diperolehnya pengalaman-pengalaman politik. Dalam hal ini -lahirnya sosok politisi ulung- merupakan salah satu tujuan dari cita-cita pendidikan Madrasah Khairu Ummah Panatagama Yogyakarta, sehingga pembelajaran sejarah menjadi suatu keharusan sebagai salah satu sebab yang harus dilalui demi tercapainya tujuan tersebut.

Tujuan Umum Kurikulum Tarikh Wa Siyasah
            Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan umum kurikulum pembelajaran Tarikh Wa Siyasah Padepokan Kader ’Ulama Panatagama adalah sebagai berikut;
1.                  Menumbuhkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran sejarah.
2.                  Menumbuhkan visi hidup yang besar / tinggi pada anak didik.
3.                  Menumbuhkan keseharian, akhlaq, sikap hidup, karakter-karakter unggulan orang-orang besar pada anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam.
4.                  Menumbuhkan pemahaman yang benar terhadap masa lalu umat Islam.
5.                  Menumbuhkan rasa bangga terhadapa ajaran Islam,  dan sejarah umat Islam.
6.                  Menumbuhkan adab yang benar terhadap para pejuang Islam masa lalu.
7.                  Menumbuhkan pemahaman yang benar terhadap hukum-hukum kesejarahan / norma-norma sejarah manusia baik dalam level individu, kelompok dan umat.
8.                  Menumbuhkan kesadaran yang benar terhadap pilihan peran kesejarahan pada anak didik.
9.                  Menumbuhkan kemampuan berpikir politis dan sensitivitas politik pada anak didik.
           
Cakupan Materi Tarikh Wa Siyasah
            Dengan mempertimbangkan tujuan umum kurikulum Tarikh Wa Siyasah Madrasah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama Yogyakarta sampai pada kesimpulan tentang cakupan materi Tarikh Wa Siyasah, yaitu sebagai berikut:
1.      Kapita selekta kisah Nabi dan Rasul.
2.      Kapita selekta biografi negarawan Islam.
3.      Kapita selekta biografi para Mujahidin.
4.      Kapita sekta biografi para ‘Ulama ( para Imam Mujtahidin, para Imam Muhadditsin, para Fuqaha, para Mufassirin, para pemikir dll )
5.      Kapita selekta biografi para saintis  Muslim.
6.      Kapita selekta gambaran buruk sejarah umat Islam oleh pihak di luar Islam serta penjelasan sejarah yang sebenarnya / perspektif Islam.
7.      Kapita selekta sejarah Islamisasi di berbagai wilayah.
8.      Kapita selekta sejarah kondisi umat Islam pada berbagai kurun, analisis kausal atas kondisi tersebut, analisis penentuan penilaian atas kemajuan atau  kemundurannya.
9.      Kapita selekta studi kasus pengambilan keputusan politik masa lalu yang berpengaruh pada masa kini.
10.  AnĂ¡lisis terhadap kondisi perpolitikan kekinian.

           
Uslub Pembelajaran Tarikh Wa Siyasah:
            Dengan mempertimbangkan realitas karakter materi pembelajaran Tarikh Wa Siyasah, tujuan umum kurikulum Tarikh Wa Siyasah serta hal-hal lain yang relevan, maka Madrasah Salafiyah Khairu Ummah Panatagama Yogyakarta sampai pada kesimpulan tentang uslub pembelajaran
1.      Kelas 1-2: klasikal, drama, nonton Film, misal menonton film kartun Shalahuddin Al-Ayyubi.
2.      Kelas 3-4 :  klasikal, drama, nonton Film, kunjungan
3.      Kelas 5-6 :  klasikal, drama, nonton Film, kunjungan, menceritakan kembali
4.      Kelas 7-8 : klasikal, drama, nonton Film, kunjungan, observasi, diskusi, studi literatur

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | 100 Web Hosting